Selamat Datang di Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Nurulhuda Cibojong Cisurupan Garut

Minggu, 11 Desember 2011


Indahnya pemandangan.

Indahnya suatu pemandangan tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa,hal itu merupakan suatu bukti kebesaran dan ke Maha Agungan Allah SWT. oleh karena itu tidak salah jikalau kita mentafakkuri ciptaannya sebagai manifestasi kecintaan kita kepada Allah swt dan memuji atas kebesarannya.

Senin, 24 Oktober 2011

Kecepatan Membaca Penting dalam Kesuksesan Belajar

Banyak orang yang membaca buku, artikel, makalah, surat kabar, menghabiskan waktu berjam-jam untuk dapat mengambil pengertian dari suatu tulisan. Hal ini tentunya sangat tidak efektif dan akan kalah bersaing karena tuntutan untuk mengambil pengertian secara cepat sangat mendesak. Banyak orang berhasil dalam studi sampai ke perguruan tinggi karena mereka cepat mendapat informasi dari berbagai tulisan, banyak buku yang ia dapat baca, banyak artikel yang ia dapat baca dalam waktu singkat.

Ada orang yang membaca sebuah buku sampai berhari-hari atau mungkin berminggu-minggu atau bahkan mungkin berbulan-bulan dan bahkan ada yang sampai tahunan untuk membaca sebuah buku saja. Akibatnya, tentunya, ilmu yang dapat ia ambil hanya sebatas satu buku itu saja. Hal ini sangatlah tidak dapat dipakai, karena seorang mahasiswa misalnya dituntut untuk banyak membaca buku.

Coba bayangkan seandainya seorang mahasiswa hanya dapat membaca satu buku dalam satu bulan yang tebalnya kira-kira 350 halaman. Satu semester ia hanya dapat menamatkan kira-kira 4 sampai 6 buku. Sedangkan satu semester perkuliahan rata-rata ada lima bahkan lebih mata kuliah. Seandainya satu mata kuliah harus baca buku rujukan satu maka waktu untuk membaca semua buku rujukan satu semester tidak cukup, karena mahasiswa tidaklah membaca buku saja setiap waktunya, dia juga harus refresing, juga harus jaga kesehatan dengan melakukan kegiatan berolah raga, juga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungannya dengan membersihkan kamar tidur, tempat belajar, mencuci pakaian dan sebagainya, waktunya tidak mencukupi jika buku yang harus dibaca hanya tamat dalam waktu sebulan satu buku!

Ukuran membaca adalah jumlah kata permenit, dalam satu menit seseorang dapat membaca berapa kata? Setiap orang berbeda-beda kecepatan membacanya. Anda bisa ukur sendiri kecepatan membaca anda berapa kata permenit?

Kegiatan membaca adalah kegiatan mencari informasi. Sehingga jika tujuan mencari informasi tercapai maka ada yang berpendapat kegiatan membaca tidak perlu diteruskan lagi. Jadi menurut pendapat para peneliti membaca efektif, tidak perlu membaca sampai habis satu buku, cukup ambil pengertiannya saja dan kegiatan membaca sudah bisa diakhiri.

Memang ada gunanya kita membaca tiap kata dari awal sampai akhir buku, dan buku itu dibuat untuk dibaca dari awal hingga akhir. Dan orang yang membaca satu persatu kata dari awal hingga akhir jauh lebih mendalam pengertiannya dibanding orang yang tidak membaca keseluruhan isi bukunya. Tetapi ini sangat membutuhkan waktu lama sedangkan kebutuhan akan pengertian dari buku tersebut sangat mendesak. Bagaimana mungkin jika seseorang yang membaca satu buku memakan waktu berbulan-bulan tentunya ia akan ketinggalan banyak informasi dan kebutuhan akan tugas belajar seperti mahasiswa sangat mendesak. Dan perkuliahannya akan gagal dalam mendapatkan pengertian jika ia hanya dapat menamatkan satu buku dalam satu semester!

Ada beberapa Tehnik membaca cepat yaitu dengan metode scanningyaitu memindai dan yang kedua yaitu tehnik dengan cara scheeming. Yang nanti untuk posting berikutnya akan dijelaskan tentang dua metode cara membaca tersebut, insya allah.

Cara Membaca Cepat (1): Caca Membaca Sepintas

Cara membaca cepat ini adalah cara membaca yang sebenarnya bukanlah berarti kita dapat mengerti dan paham secara mendalam seperti kita membaca normal. Cara membaca ini adalah cara untuk mengetahui sesuatu yang disampaikan dengan cara singkat. Atau memahami inti yang disampaikan dalam satu buku, artikel, makalah, laporan ilmiah dan lain sebagainya dengan cara yang cepat dan singkat.

Cara membaca sepintas
Cara membaca yang pertama adalah dengan cara membaca sepintas. Cara membaca seperti ini berguna untuk mengetahui isi satu buku dan hal-hal yang menarik didalamnya. Cara membaca seperti ini sangat cocok untuk menyeleksi buku -- atau tulisan apapun, disini dicontohkan adalah buku, -- apabila seseoarang tersebut hendak mencari buku referensi untuk membuat suatu tulisan karya ilmiah, atau penelitian. Cara membaca seperti ini sangat cepat mengetahui isi buku, apa saja yang dibicarakan dan dibahas di buku tersebut, dengan demikian seseorang akan dapat mengetahui dengan cepat apakah buku itu berguna dalam penelitian atau karya ilmiah yang akan dibuatnya.

Cara membacanya

  1. Bacalah judul buku, pengarang, sehingga dengan demikian anda mendapat gambaran tentang judul buku. Pikirkan sedikit tentang judul buku, sehingga dengan demikian otak anda dengan cepat mungumpulkan data-data yang selama ini anda ketahui tentang judul tersebut. Dengan demikian walaupun anda tidak membaca isi buku tersebut anda sudah mengetahui sedikit banyak gambaran tentang bahasan yang akan disampaikan dalam buku tersebut. Hal ini berguna dalam mempersiapkan otak anda untuk menggali hal-hal yang akan disampaikan dalam buku tersebut. Setelah otak anda terpenuhi kembali dengan memori tentang yang berkaitan dengan judul tersebut, baru masuk cara kedua.
  2. Baca Daftar isi. Dengan pikiran yang dipenuhi memori tentang judul tersebut anda baca daftar isi, anda dapat membandingkan antara judul-judul disetiap bab dengan ingatan anda tentang judul-judul bab tersebut. Baca sub-sub judul setiap bab sehingga anda dapat mengetahui pembahasan setiap bab secara lebih mendalam. Anda dapat mengetahui sismatika tulisan dibuku itu dibuat dengan cara melihat susunan tulisan dalam daftar isi tersebut. Hal ini perlu untuk mengetahui apakah buku tersebut adalah buku yang menarik, teratur dalam mengungkapkan, tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan lain sebagainya. Sampai disini anda sudah bisa mengetahui isi buku tersebut, tetapi tidak begitu mendalam dan mengetahui apa maksud penulis sebenarnya. Untuk mengetahui maksud penulis sebenarnya maka perlu baca Bab Pendahuluan. Ini masuk cara ketiga.
  3. Baca Bab Pendahuluan, satu atau dua halaman saja. Dengan membaca kita dapat membaca pikiran penulis, apa yang sedang ia pikirkan terkait dengan judul buku, apa maksud penulis sebenarnya dalam menulis buku tersebut, untuk mengetahui maksud penulis sebenarnya dalam membuat tulisan tersebut dapat dibaca dalam kata pengantar, anda dapat mengetahui dengan cara membaca beberapa baris paragraf pertama dari kata pengantar tersebut, kalau tidak ditemukan anda dapat membaca dengan cara scanningmemindai, cara membaca cepat dari atas dan kebawah dalam mencari kata kunci, cara membaca seperti ini akan diterangkan dalam nanti, carilah dengan kata kunci “maksud penulis.”.
  4. Terakhir bacalah bagian penutup, kesimpulan dan saran. Kalau bagian penutupnya panjang baca paragraf pertama, kedua dan terakhirnya saja. Kemudian baca bab kesimpulan dengan baca bagian kesimpulan kita dapat mengetahui kesimpulan akhir buku tersebut, dan akhir dari pembahasannya.

Demikian cara membaca sepintas yang dapat dilakukan semoga berguna untuk mempercepat mengetahui isi suatu buku.

Cara Membaca Cepat (3): Ringkas Scheeming

Cara membaca ringkas ini bertujuan membaca secara cepat, untuk mengetahui isi buku atau tulisan dalam waktu yang relatif singkat. Tidak seperti membaca normal.

Cara seperti ini sangat berguna dalam memahami secara ringkas maksud penulis buku. Banyak orang pembaca lambat membawa buku kesana-kemari tetapi buku tersebut tidak pernah ia ketahui secara ringkas, karena ia belum sempat membacanya. Ia membawa buku kesana kemari dengan harapan ada waktu luang yang dapat ia pergunakan untuk membaca. Tetapi kenyataannya hampir tidak ada waktu luang yang ia pakai untuk membaca. Banyak cerita-cerita dari dosen yang selama ia kuliah S2 dan S3, masih ada Mahasiswa S3 yang hanya membawa buku kesana-kemari tapi tidak tahu isi bukunya. Ada juga cerita lain lagi, tugas mereview buku, bagi Mahasiswa S2, sampai waktu mempresentasikan tidak sempat membaca buku sampai tamat buku yang diberikan dosen. Sehingga pada suatu waktu ada yang mengajarkan cara membaca scheeming padanya, orang yang tahu cara membaca scheeming dapat menceritakan isi buku, dan ringkasan buku tersebut, bahkan sudah bisa membuat kritikal review walaupun buku tersebut baru ia terima sejam sebelumnya. Sedangkan orang yang tidak mengetahui cara membaca scheeming tidak dapat menceritakan apa-apa walaupun buku tersebut sudah ditangannya selama dua hari. Disinilah rahasianya!!

Cara membaca Scheeming dilakukan dengan cara membaca pokok-pokok kalimatnya saja. Menurut hasil penelitian ditemukan bahwa pokok kalimat yang ada disetiap parapgraf terdapat di awal paragraf 80%. Di akhir paragraf terdapat 10% dan ditengah-tengah paragraf 5%. Dan 5% lagi berada selain dari tiga tempat tersebut. Jadi yang dibaca hanya kalimat awal-awalnya saja. Kecuali paragraf pertama dan kedua, disetiap Bab, serta penutup atau kesimpulan, dibaca sepenuhnya. Selain itu dianjurkan pula Membaca Judul buku dan pikirkan selintas tentang makna apa saja yang terkandung didalamnya. Sehingga Otak kita akan memanggil memori tentang apa saja yang berkaitan dengan judul. Sehingga Otak kita dapat dengan mudah mencerna atas apa saja yang berkaitan dengan judul tersebut dan analisa ringkas mengenai judul tersebut.

Disarankan juga untuk membaca daftar isi sehingga si pembaca dapat dengan mudah memahami setiap judul Bab dan sub-sub judul yang terdapat dalam Bab tersbut. Sama seperti membaca memindai membaca membaca scheeming juga dianjurkan untuk mengetahui maksud penulis menulis buku tersebut, dengan membaca Kata pengantar.

Cara Membaca Scheeming

  1. Baca Judul buku, makalah, Artikel, atau apa saja dan pikirkan sekilas tentang itu.
  2. Baca Daftar Isi lebih mendalam, maksudnya setiap kalimat judul yang dibaca dibayangkan dan dipikirkan
  3. Baca Paragraf pertama dan kedua dari Makalah atau artikel. Atau baca halaman pertama dan kedua dari Bab I buku tersebut.
  4. Selanjutnya untuk makalah baca kalimat pertama setiap paragraf. Untuk buku buku diperlakukan sama dengan makalah atau artikel pada masing-masing Bab.
  5. Baca paragraf terakhir pada tiap bab, jika dalam baca buku, atau paragraf terakhir berisi kesimpulan dalam Makalah atau artikel. Baca keseluruhan paragrafnya jangan sebagian-sebagian lagi


Dengan demikian anda telah dapat mengerti isi Makalah atau Artikel dalam sebuah jurnal dalam waktu sekejap. Perlakuan hal yang sama pada tiap-tiap bab dari buku tersebut, dan baca bab kesimpulan keseluruhannya yang hanya paling-paling berisi dua atau tiga halaman, kalau lebih anda dapat meringkasknya dengan cara membaca seperti Bab I. <

Membaca Memindai

Cara membaca memindai atauScanning adalah cara membaca yang berguna untuk mencari bahan, data, atau kata yang hendak diketahui. Misalnya Kita hendak mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh seorang tokoh sejarah dalam satu buku yang menceritakan sejarah. Maka kita mencari nama tokoh sejarah tersebut dalam buku tersebut secara cepat.

Cara membaca Memindai adalah cara membaca secara cepat dari atas halaman hingga kebawah tanpa memperhatikan makna kalimat yang terkandung dalam baris-baris atau paragraf tersebut. Yang penting tujuannya tercapai yaitu mencari kata atau penggalan kata kalam satu tulisan yang panjang.

Cara kerja cara membaca memindai ini mirip jika kita menggunakan perintah “find” di komputer. Cara kerja membaca memindai ini dilakukan dengan cara membaca dari atas tetapi pusat pandangantidak boleh berpindah-pindah dari kiri kekanan. Tetapi usahakan selalu terpusat ditengah-tengah bagian atas. Dengan melebarkan sudut pandangan kita maka kita akan dapat melihat semua kata dihalaman mulai dari kiri sampai yang paling kanan. Sehingga kita dapat membaca sekaligus seluruh kalimat dalam waktu kira-kira seperempat detik dalam satu baris. Artinya kita akan dapat membaca empat bari dalam satu detik atau mungkin kurang dari satu detik. Kita tentukan apa kata yang hendak kita cari dari buku tersebut, dan kita mulai membaca seperti yang diterangkan diatas mulai dari baris yang paling atas sampai yang paling bawah mencari kata yang telah ditentukan. Setelah bertemu dengan kata yang dicari maka ditandai. Kalau perlu catat no halamannya dan paragraf keberapa ini penting untuk mencari ulang, kita akan dengan mudah dapat menemukan kata yang dimaksud.

Cara membaca seperti ini sangat berguna untuk mencari data, fakta tentang sesuatu yang kita perlukan. Juga ketika kita ingin menjadikan rujukan misalnya kita pernah membaca sebelumnya, kita ingat kata-katanya, tetapi kita tidak tahu tempatnya berada dimana, dihalaman berapa, padahal tempat tersebut sangat berguna jika kita hendak membuat rujukan seperti catatan kaki dan sebagainya.

Sebelum kita mencari kata dalam buku perlu kita lakukan pemeriksaan, baca judul buku, pikirkan apakah kemungkinan kata yang kita cari sebagai kata kunci, dapat ditemukan dibuku tersebut. Jika tidak mungkin anda perlu meletakkan kembali buku ter sebut di raknya seperti semula dan mencari buku lain yang kira-kira kata kunci kita ada di dalamnya. Jika mungkin ada dalam buku tersebut, maka perlu anda periksa apakah buku tersebut mempunyai “index kata” biasanya diletakkan sebagai lampiran dibagian belakang. Jika ada cari berdasarkan abjad awal, misalnya anda ingin mengetahui tentangSoekarno maka cari di kelompok huruf “S” karena awal kata “Sukarno” tersebut huruf awalnya adalah huruf “S.” Jika ditemukan maka lihat halaman-halaman berapa saja yang mencantumkan kata “Soekarno” dalam buku tersebut. Langsung baca pindai ke halaman yang ditunjukkan. Jangan baca dari halaman pertama dari buku tersebut sampai akhir karena akan sangat tidak berdaya guna dalam menggunakan waktu, karena walaupun membaca memindai adalah cara membaca yang cepat, yaitu dengan kecepatan 6 halaman per menit, tetapi jika dilakukan dari halaman pertama sampai akhir, bisa memakai waktu satu jam untuk menyelesaikan buku setebal 360 halaman. Jika kita mempergunakan Daftar Index dibelakang buku, kita hanya membutuhkan waktu kurang dari sepuluh detik untuk satu halaman, tergantung banyaknya jumlah halaman yang ditunjukkan dalam index.
Jika buku tersebut tidak memuat daftar Indeks, maka baca dulu daftar isi, sehingga kita dapat menentukan pada bab berapa saja kata kunci yang dimaksud dapat kita temukan. Dengan melihat daftar isi buku tersebut bertujuan untuk mempersempit wilayah pencarian, sama seperti dengan menggunakan daftar indeks diatas. Karena makin sedikit wilayah pencarian semakin cepat kata tersebut ditemukan.

Cara kerja Baca Memindai

  1. Anda harus tahu apa yang anda cari. Tetapkan dulu satu kata atau penggalan kata yang menjadi kata kunci.
  2. Cari dihalaman mana anda dapat menemukan kata kunci tersebut, pergunakan indeks, yang ada dihalaman lampiran belakang buku.
  3. Persempit wilayah pencarian jika tidak ada indeks, maupun ada indeks dibuku, dengan cara membaca didaftar isi. Jika anda menemukan nomor halaman di daftar indeks, periksa ulang nomor halaman tersebut di halaman daftar isi, ketahui pada Judul Bab dan Sub Judul apa nomor halaman itu berada. Perkirakan apakah sesuai kata kunci dan pemikiran yang kita cari dibawah Judul atau Sub Judul tersebut?
  4. Baca Pindai halaman yang di temukan dan apabila ditemukan kata kunci yang dimaksud, baca satu kalimat tempat kata kunci tersebut berada.

Hal-Hal yang dapat memperlambat dalam membaca memindai
  • Pandangan mata yang mesti mengikuti kata perkata, dari kiri kekanan.
  • Membaca dengan mengeluarkan suara. Membaca memindai tidak mengeluarkan suara, dalam membaca cukup mempergunakan pandangan per baris dan menggunakan pikiran atau otak untuk menangkap kata.
  • Membaca dengan menggunakan mulut yang komat-kamit. Walaupun tidak bersuara, mulut yang komat-kamit dapat mengganggu dan memperlambat bacaan memindai.
  • membaca dengan menggunakan penunjuk, baik jari telunjuk, maupun alat seperti pinsil dan sebagainya. Membaca memakai alat petunjuk ini sangat mengganggu dalam membaca cepat. Tidak boleh pakai petunjuk.
  • Tergoda membaca keseluruhan secara pelan. Walaupun maksud mencari dalam baca memindai orang sering tergoda untuk membaca secara normal kata-kata yang ada di buku, apalagi bahasannya cukup menarik. Kalau tergoda seperti ini jika sadar catat halaman yang menarik tersebut dan bahasan yang menariknya. Sehingga kemudian dilain waktu anda dapat membaca lebih mendalam bab yang membuat tertarik tersebut. Catat Judul buku, Halaman dan tentang bahasan yang menarik, dan baca dilain waktu. Dengan demikian anda tidak kehilanga waktu dengan dalam mencari kata kunci, dan andapun tidak kehilang informasi penting yang telah anda temukan dibuku, karena anda dapat mengulangnya dilain waktu.

Jenis-Jenis Membaca dan Karakteristiknya

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi :

A. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.

Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut :

I. Membaca Ekstensif
membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).

2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.
(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.

Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)
membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

II. Membaca Intensif
membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah :

A. Membaca Telaah Isi :
1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

5. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

B. Membaca Telaah Bahasa :
1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary)
2. Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.

Selasa, 18 Oktober 2011

RHENALD KASALI: Sekolah untuk Apa?

Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”. Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja. Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini. Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun. Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serbasulit ini? Kesadaran Membangun SDM Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke berbagai negara maju. Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ. Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan. Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa. ”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik. Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? ”Mudah saja,” ujar dekan itu. ”Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya. Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru. Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan. Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek. Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik. Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri. Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? ”Undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di Selandia Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? ”Itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putra sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga. Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan. Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur. Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masingmasing. Bagi mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai. Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Bayangkan, bukankah citacita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super.Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan komputer. Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung hingga S-3 di Amerika. Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi tak ada masalah kok! Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala resources. Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning. Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, ”Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru. Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih baik.? RHENALD KASALI Ketua Program MM UI http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/411134/